Senin, 30 Juni 2008

Catatan Sang Pengembara Cahaya

Senin 30 Juni 2008

Satu chapter dalam buku kehidupan telah kulalui & kubaca kembali.
Berat sekali rasanya untuk melalui chapter kali ini.
Tak kuasa kutahan air mata yang berlinang dari pelupuk mata.
Hatiku terasa remuk redam, berat, berat sekali chapter yang harus ku lalui.
Dalam kesunyian, aku pun pergi 'tuk menghadapTuanku :
'Tuan, aku hambamu datang kembali untuk menayakan sesuatu padamu.'
Dengan lembut, Tuanku berkata 'bicaralah anakku.'


'Tuan, tidak cukupkan segala daya upayaku mengetuk pintu hatimu, mengapa tak ijinkan aku 'tuk terus melalui chapter ini ? Aku tak mengerti, sungguh tak mengerti ya Tuan.'
Tuanku pun berkata 'Anakku dengarkanlah, aku telah merencanakan banyak hal hebat untukmu bahkan sebelum kamu dilahirkan. Kamu harus percaya bahwa kehidupan yang luar biasa menantimu. Ingatlah selalu, barangsiapa mengikuti aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan, ia akan mempunyai terang hidup. Kuasaku justru paling nyata kala kamu dalam keadaan lemah. Hai anakku terkasih, masihkan kamu menyangsikan aku ?'
'Tidak Tuan, maafkan, maafkanlah kelemahan hati hambamu ini' jawabku.
'Aku selalu mengampunimu anakku, aku mengasihimu, carilah dulu Kerajaan Bapaku dan temukanlah kebenarannya maka segala kebutuhanmu akan ditambahkan padamu kemudian. Jagalah hatimu baik-baik sebab hatimu menentukan jalan hidupmu. Aku selalu menyertaimu anakku, pergilah.' kata Tuanku.
Aku pun berkata 'terima kasih Tuan, aku bersyukur mempunyai Tuan dalam hidupku.'
Kemudian kulangkahkan kakiku lagi 'tuk berkelana, berkelana mencari cahaya.
......

Tidak ada komentar: