Jumat, 28 November 2008

Catatan Sang Pengembara Cahaya (2)

Setelah sekian lama kutempuh perjalanan ini, akhirnya kutemukan bintangku.

Dengan cahayanya, dia membimbingku keluar dari duniaku yang sunyi.

Bersamanya kuisi hari-hari dengan menari di luasnya angkasa biru.

Tawa, canda, senyum, debat, manja s'lalu mengisi hari-hari kami.

Sayang, jodoh ini teramatlah singkat.

Hari demi hari, aku merasa bintangku semakin menjauh, tak terjangkau lagi oleh tangan ini.

Saat melihatnya tersenyum bersama dengan yang lain, aku sadar sebenarnya cahayanya sudah lama redup untukku.

Tiada lagi senyum untukku, tiada lagi tawa, canda dan manja bersama.

Begitu berat diriku untuk menghadapi kenyataan ini, dia s'lalu hadir dalam bunga tidurku, semakin aku berusaha melupakannya semakin tak kuasa kupendam rindu ini untuk bisa bersama dengannya kembali.

Namun aku sadar, keegoisanku ini akan melukai dirinya, membuat cahayanya semakin pudar.

Aku bahagia engkau hadir dalam hidupku, menjadi bagian dalam hidupku.

Aku akan menunggumu sampai purnama di bulan Desember ini, jika sampai saat itu tiada lagi melodi yang kudengar darimu, aku berharap semoga engkau bahagia s'lalu dengan siapapun yang menjadi sumber cahayamu.



Selamat jalan bintangku, pergilah..., teruslah bercahaya, teruslah menari dan menyanyi riang meskipun itu bukan untukku.

Semoga di kehidupan mendatang, Tuhan menjodohkankan kita sebagai sepasang bintang dalam luasnya milky way ini.

Aku 'kan melanjutkan perjalanan ini tanpamu disisiku, hime.

...


Tidak ada komentar: